Postingan

Cinta?

Jatuh cinta kau para manusia Mendusta takdir yang terukir Melupa pencipta Maha Cinta Kau tanggalkan hati yang kau miliki Keindahan paras mengganggu pelupuk mata mu Lalu, kau muram karena indahnya bukan milikmu Fiktif kekonyolan birahi sementara Satu dua tiga.. Detik kan terus berdetak Entah kapan kau terbangun dari mimpi yang kau buat Nyatanya, kau pun tak temukan lirih sesunggukannya dipagi buta Merekah indah senyum wanita itu Topeng terindah dalam kehidupannya

Seketika Meragu

Perasaan. Ya benar, tak terlihat namun dapat dirasa. Apalah arti sesak serentak? Sengajalah kubalutnya dengan tawa agar tak retak. Ah, mungkin hanya sekedar jalan fikir ku mengarah salah. Aku yakin. Allah tak mungkin ingkar akan firman-Nya. Jodoh takkan tertukar. Wed, 2 Nov 2016 (12:40 AM)

Kepastian, Penantian

Semilir kabar tak sabar berkabar Menjamu rindu yang terus bertamu Rimpang seluk beluk pertemuan Merengkuh kepastian dalam penantian Bilamana barisan pernyataan ku yang berliku Buatmu kaku bahkan menjauh seiring rapuh Aku harap bukan itu yang terjadi padamu Melainkan kau tersenyum, ungkapan keikhlasan Adalah lakonisme yang unik hingga melankolik Menjadi buah ketertarikan terbaik hingga saat ini Aku harap bukan itu yang buat kau tak rindu Melainkan kau tertawa, ungkapan kebahagiaan Apabila aku, yang kau katakan si pengharap besar Telah mengusik rima keseharianmu hingga kau jengah Jadikanlah hal itu sebagai kekuatan terbesar Hingga kepastian tercapai tanpa kau lelah Kan ku temui kau dalam syahdu ku mengadu Bersama sujud dipertengahan malam dan pagi Hingga kau yakin bahwa halnya kini rindu Kekalkan kau dan aku, dalam bait do'a dan tak pergi

Mungkin

Mungkin, Seharusnya aku tetap duduk manis bersama semangkuk khayal ku Bertemankan segelas harap semu yang ia tuangkan ke dalam cawan ku Lalu, Mengapa kubiarkan seseorang meneguk sepenuh cawan harap ku? Serta menikmati semangkuk hiruk pikuk khayal ku? Aku nyaris saja kehilangan selera santap Melihat segala hidangan menjadi tak sedap Karena aku yakin kau yang buatnya lenyap Hidangan ku telah kau lahap dalam sekejap Kau telah mencuri ilusi tanpa permisi Menukarnya dengan sesuap harap semu milikmu Melalui, Pesona lengkung senyum manis; bahagiamu Binar teduh tatap kedua bola mata; tulusmu Yang mana telah mengusir perlahan selera terdahulu Yang ku percaya namun sesungguhnya telah berlalu Mungkin, Kau berniat untuk tinggal? Atau nanti kan tinggalkan? Diri ku tersenggal Bersama harap yang kau tanggalkan Tangerang, 4 September 2016

Maaf

Maaf, Ku seret kau ke pelataran ruang silam Bukan maksud mengacak rangkaian malam Hanya saja aku tak sanggup menyendiri sepi Dibalik terali besi yang ku cipta rapi Maaf, Aku hanya ingin mengucap maaf Aku harap kau pun dapat terima maaf Sederet kesalahan yang terukir dalam memori Janganlah jadikannya alasan kau tuk menyendiri Bukan berarti paksa jua kau tuk kembali Saat perbincangan masih menjadi candu Sekali lagi aku hanya meminta kembali Peran sebagai teman tanpa hati beradu Maafkan aku.. Teman..

Bagai Angin Lalu

Setelah ku lewati hari-hari Setelah ku jelajahi mimpi-mimpi Ternyata kau ada disini Menemani jiwaku yang sunyi Sinar terangmu menebus merasuki sukmaku Sinar terangmu redupkan amarah diriku Sinar terangmu hidupkan bara cintaku Hingga ku rasakan lagi rasa yang pernah hilang dahulu Kau, tak pernah terlihat kau lengkapi Kau lengkapiku perlahan namun pasti Hingga hari ini ku merasa terlengkapi Terlengkapi dan merasakan arti hidup sejati Kau bagai angin lalu disetiap hariku Berhembus mesra tuk iringi nafasku Ku dapat rasakannya hingga merasuk rusuk didada Meski tak terlihat, tak berarti tak ada Karena kau ku dapat bangkit Karena kau ku dapat melangkah Hingga tak lagi ku rasakan sakit Karena kau hapus lara juga gundah Tangerang, 25 November 2012

Satu Titik Terang

Tersudut ku tak mampu bangkit Tak bisa langkahkan kaki tuk berlalu Peluh ku terus terjatuh karena sakit Ia sang penuntun langkahku telah berlalu Kelam hariku bagai hidup dikota mati Suram rasaku bagai tak ingin hidup lagi Dimana ia tak iringi langkahku lagi Dimana ia tak terangi malamku lagi Seketika ku pandang sekitar ku yang gelap Muncul seberkas cahaya kecil yang indah Bagai setitik bintang memancarkan senyum kepadaku Bintang itu tak lelah terangi sisi gelap yang gundah Perlahan satu titik terang itu kuatkanku Perlahan ia tuntunku melaju dalam kelam Terangi ku, bangkitkan ku, bujuk rayu diriku Dan mengajakku tuk gapainya agar tenteram Saat tak ku gapai tak ku sentuh Ia paksa ku tuk menghampirinya dengan cara indah Saat ku lelah ku resah ku musnah Ia temani ku tuk menepi dan tak menyerah Hingga akhirnya diriku menyerah Hingga akhirnya diriku pasrah Ku tak bisa terus disisi gelap ini Ku kan terus ikuti cahayamu tanpa henti Tangerang, 22 November 2012