Satu Titik Terang

Tersudut ku tak mampu bangkit
Tak bisa langkahkan kaki tuk berlalu
Peluh ku terus terjatuh karena sakit
Ia sang penuntun langkahku telah berlalu

Kelam hariku bagai hidup dikota mati
Suram rasaku bagai tak ingin hidup lagi
Dimana ia tak iringi langkahku lagi
Dimana ia tak terangi malamku lagi

Seketika ku pandang sekitar ku yang gelap
Muncul seberkas cahaya kecil yang indah
Bagai setitik bintang memancarkan senyum kepadaku
Bintang itu tak lelah terangi sisi gelap yang gundah

Perlahan satu titik terang itu kuatkanku
Perlahan ia tuntunku melaju dalam kelam
Terangi ku, bangkitkan ku, bujuk rayu diriku
Dan mengajakku tuk gapainya agar tenteram

Saat tak ku gapai tak ku sentuh
Ia paksa ku tuk menghampirinya dengan cara indah
Saat ku lelah ku resah ku musnah
Ia temani ku tuk menepi dan tak menyerah

Hingga akhirnya diriku menyerah
Hingga akhirnya diriku pasrah
Ku tak bisa terus disisi gelap ini
Ku kan terus ikuti cahayamu tanpa henti

Tangerang, 22 November 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebenarnya

Masih disini, Masih ada

Bagai Angin Lalu